Penyortir warna - musuh bebuyutan aflatoksin
Aflatoksin merupakan karsinogen kuat, yang terutama berasal dari makanan yang terkontaminasi Aspergillus flavus, terutama jagung, kacang-kacangan, biji-bijian, dll.
Bahaya mengkonsumsi pangan yang mengandung aflatoksin bagi tubuh manusia secara garis besar meliputi aspek-aspek berikut:
1. Karsinogenisitas
Risiko kanker hati: Aflatoksin terdaftar sebagai karsinogen manusia oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), dan sangat erat kaitannya dengan terjadinya kanker hati. Konsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dalam jangka panjang secara signifikan meningkatkan risiko kanker hati.
2. Kerusakan hati
Hepatotoksisitas: Aflatoksin memiliki toksisitas hati yang kuat dan dapat menyebabkan kerusakan hati, yang bermanifestasi sebagai hepatitis, sirosis dan penyakit lainnya.
3. Imunosupresi
Aflatoksin dapat menekan fungsi sistem imun, mengurangi daya tahan tubuh, dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.
4. Toksisitas reproduksi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aflatoksin mungkin memiliki efek toksik pada sistem reproduksi, yang memengaruhi kesuburan dan perkembangan janin.
5. Keracunan akut
Dalam kasus yang jarang terjadi, konsumsi aflatoksin dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan akut, yang diwujudkan sebagai gejala seperti mual, muntah, nyeri perut, dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah.
6. Efek kesehatan kronis
Paparan aflatoksin dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis lainnya, termasuk penyakit gastrointestinal, penyakit sistem kekebalan tubuh, dll.
1. Sumber aflatoksin
Lingkungan pertumbuhan: Suhu tinggi dan kelembaban tinggi mendorong pertumbuhan aflatoksin, terutama selama penyimpanan jagung setelah panen.
Hama dan kerusakan mekanis: Jagung diserang hama atau rusak selama panen dan pengangkutan, yang dapat dengan mudah menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
2. Bahaya
Karsinogenisitas: Aflatoksin terdaftar sebagai karsinogen manusia oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), terutama terkait dengan terjadinya kanker hati.
Kerusakan hati: Mengonsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati, yang bermanifestasi sebagai hepatitis atau sirosis.
Efek pada sistem imun: Dapat menekan sistem imun dan mengurangi resistensi.
Tindakan pencegahan
Untuk mengurangi dampak buruk aflatoksin terhadap kesehatan, maka disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:
1.Pilihmakanan amanHindari mengonsumsi makanan yang terkontaminasi jamur, dan utamakan makanan aman yang telah diuji.
2. Catatan saat menyimpan makanan: Jaga makanan tetap kering dan bersih, dan hindari lingkungan bersuhu tinggi dan kelembapan tinggi untuk mengurangi pertumbuhan jamur.
3. Pengujian rutin: Uji secara teratur biji-bijian, kacang-kacangan, dll. yang disimpan di rumah untuk memastikan tidak mengandung aflatoksin yang berlebihan.
4. Perhatikan diversifikasi makanan: Pertahankan pola makan seimbang dan hindari asupan makanan tunggal yang berlebihan.
Melalui langkah-langkah di atas, risiko asupan aflatoksin dapat dikurangi secara efektif, sehingga melindungi kesehatan Anda sendiri.
Umpan balik pelanggan
Di banyak negara, jagung merupakan makanan pokok mereka, tetapi aflatoksin dalam jagung sangat mengganggu mereka.
Pelanggan saya memberi tahu saya bahwa aflatoksin adalah masalah besar di negara mereka.
Keamanan pangan menjadi perhatian semua orang dan masalah ini tidak dapat ditunda.
menyelesaikan
Jadi bagaimana cara menghindari aflatoksin dan memastikan keamanan pangan semua orang? Sortir warna dapat mengatasi masalah ini.
Setelah mendengar reaksi ini, saya merasa bahwa ini adalah masalah yang dapat dipecahkan dengan mudah.
Alasan mengapa aflatoksin terdapat dalam tepung jagung adalah karena biji jagung berjamur masuk selama proses penggilingan.
Penyortir warnadapat menyaring bagian yang berjamur pada biji jagung melalui kamera, yang dapat sepenuhnya mencegah masuknya aflatoksin pada sumbernya.